Tuesday, 29 April 2014
Pacaran Menurut Pandangan Islam
Islam Kok Pacaran
Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kaula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.
Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.
Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan).
Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual dalam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup.
Akan tetapi kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Suatu contoh : orang berpacaran cenderung mengenang pacarnya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ?
Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik !
Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam di identikkan pada ta'arufan tpi yang dimaksud bukan pacaran tapi meminang, sebagai mana yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).
Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhulwah) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."
Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalil" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atau memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya."Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !
Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.
Adapun Sumber Artikel Diatas Kami Kutip dari Blog http://untungsupriyanto.tripod.com/id8.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
pacaran menurut kristen ada gak ya?
ReplyDeleteSmoga bermanfaat
ReplyDeleteaamiin
DeleteSyukron atas Kunjungannya..
DeleteTerimakasih banyak masukannya
Deleteoke :)
ReplyDeletemaulina@ maksihh...
ReplyDeletesalam knal untuk semunya....
semoga artikel ini dapat membat generasi muda dapat menjaga diri dlam bergaul dgn lawan jenis terutama bagi diri saya pribadi....
ReplyDeleteKalo udah putus sm pcr demi ortu, tetapi gak bisa move on, gmana?
ReplyDeleteputus soal biasa guys,,
ReplyDeleteyg perlu kita harapkn hanya satu jodoh .. ..
setuju ...
ReplyDeletesekrang anak kla 1 SMP aja udah ngenal pacaran? masak mau dinikahin juga?
ReplyDeletemksudny gni, org tua hrus mnikahkan anakny klau mmang sudah saatny utk dinikahkan, klau anak klas 1 SMP mmang pst blum saatny utk mnikah.
ReplyDeletebuat cewe nih abis putus bilang move on :D dipacarin mau, di nikahin mikir2 lagi, ga bisa bedain mana cinta yg bener2 dan yang main2.... lelaki selalu disalahkan.
ReplyDeletepadahal kalo wanita mau berpikir secara sederhana. lelaki muslim pasti akan berpatokan pada hadits "pemuda yang mampu maka nikahlah, jikalau belum dapet jodo maka puasalah" mampu disini si cowo udah siap nafkahin lahir batin buat cewe. jadi ga kn ada unsur putusin/ninggalin cewe seenaknya kya pacaran.
Mantep (y)
DeleteBagus deh infonya. Sambil baca boleh ya Aku ikut promosi.
ReplyDeleteYa jangan dihapus deh harapannya. Terima kasih.
Yuk yang suka taruhan bola, gabung di 7meter.
Layanan taruhan bola yang profesional.
Hanya ada di Agen Bola, Bandar Bola Online, Situs Taruhan Bola, 7meter
Lebih baik merokok dan minum kopi.
ReplyDeletehahahaha... setuju :D
Deleteterimakasih atas informasinya,semoga bermanfaat :)
ReplyDeleteMakasih atas kunjungannya.. :)
Deletebismillaah... izin copy, syukron.. jazakallah..
ReplyDeleteAfwan,, Monggo ..!!
DeleteMakasih penjelasannya.. Sangat bermanfaat.. :)
ReplyDeleteAlhamdulilah bermanfaat.. semoga kami terjaga dari apa yang disebut PACARAN! Na'uzubillah Min Dzalik :)
ReplyDeleteTerimakasih banyak..
Alhamdulilah bermanfaat.. semoga kami terjaga dari apa yang disebut PACARAN! Na'uzubillah Min Dzalik :)
ReplyDeleteTerimakasih banyak..
Syukurlah...
DeleteTapi jngan ngeGalau klo Jomblo.. hee
Sependapat bro, pacaran dalam islam itu ada, namun setelah menikah...
ReplyDeleteSemoga bisa dicerna oleh kalangan anak muda (yg belum menikah)
ReplyDeleteAlhamdulillah, ane gk jadi nerima wanita yang nembak ane, karena dalam syariat islam tidak boleh.
ReplyDeleteTerimakasih infonya, sangat bermanfaat...
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteMakasih Semua Salam knal..
ReplyDeleteEnakan ta'arufan trus nikah dibanding pacaran lama-lama,
ReplyDeleteAlhamdulillah, udah gak pacaran2 lg. Maunya Ta'arufan.
ReplyDeletesiiipp, itu lebih baik Ukhty.. he
DeleteSaya si sekarang masih pacaran, tp saya sama pacara saya membuat perjanjian buat gak boleh ngomong sayang, kangen, dan kata2 yg mesra lainnya, dan kalo ketemu pun kita hanya boleh 1X 1thn pas lebaran aja.. Nah kalo kita telponan itu bukan hanya bercanda doang, tapi di selingin refleksi pendekatan sama Allah SWT sama doa bersama juga .. Kalo kayak gt tetep dosa gak ya
ReplyDeleteKebayankan seseorang minta yang soleh,, tapi ko mau ya di ajak pacaran, ketika pacaran saling sayang, hal romantis di share di media sosial. pas putus jadi musuh.. Lha gimana itu ya?
ReplyDeleteKebayankan seseorang minta yang soleh,, tapi ko mau ya di ajak pacaran, ketika pacaran saling sayang, hal romantis di share di media sosial. pas putus jadi musuh.. Lha gimana itu ya?
ReplyDeleteBermanfaat banget, terimakasih informasinya. Jadi ngerti deh pacaran hukumnya seperi apa :)
ReplyDeleteane pengen cari pacar secara islami. hihihi
ReplyDeletesangat mengispirasi sekali gan ? ternyata sampai juga kesini . hahhaha
ReplyDeletesekali lagi makasih